-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Harga Karet Tak Kunjung Naik! Petani Karet Way Kanan : 3 Kilogram Karet Dapat 1 Liter Pertalite

Jumat, 16 September 2022 | Jumat, September 16, 2022 WIB Last Updated 2022-09-16T05:53:21Z

Foto : Ekonomi.bisnis.com


Way Kanan, PWK
-Harga getah karet di tingkat petani sejak 2 Bulan terakhir tak kunjung naik, membuat petani di Kabupaten Way Kanan menjerit


Harga jual getah karet mingguan di harga Rp 6000 hingga Rp 5.000 per kilogram (kg). Akibatnya, banyak petani perkebunan karet di Kampung Pulau Batu Kecamatan Negeri Agung, Kabupaten Way Kanan, mengeluh atas jatuhnya harga karet. 


Jodi, petani karet asal Kampung Pulau Batu, mengeluh harga jual getah karet saat ini turun, padahal sebelumnya harga karet mencapai Rp.9000 per kg untuk karet mingguan dan bulanan biasanya Rp 12.500 per kg , Sekarang jauh menurun karet karet harian sendiri sekarang tinggal 300-4000 per kg, mingguan tinggal Rp 5000 paling mahal Rp 6000 ribu dan bulanan Rp 8.500



Harga karet Rp 5000 per kilogram di tingkat petani tersebut dinilai petani sangat rendah. Hal tersebut tidak sebanding dengan proses penyadapan getah karet dan pendapatan yang di terima. Di tambah posisi Harga BBM yang melambung tinggi, Bayangin sekarang ini 3 Kilogram karet baru bisa dapat Pertalite 1 liter disini karna pertalite di eceran Rp 14.000 /liternya disini, Katanya


“Sudah turun, produksi getah juga berkurang karena sering ditimpa hujan. Kami hanya pasrah hadapi kondisi ini, dan percuma juga meminta pemerintah untuk menaikan harga getah," kondisi ini kami hanya pasrah," Keluhnya. Saat ditemui awak media Jum'at(6/9/2022).


Sementara itu, Jefri , petani lainnya asal Kampung Kotabaru mengatakan, anjloknya harga karet membuat petani kian sulit. Dijelaskannya, harga karet mingguan di pengepul hanya Rp 5000 perkilogram, 


“Harapannya harga karet bisa normal lagi, apalagi sekarang kebutuhan ekonomi meningkat akibat kenaikan harga BBM,” ungkapnya.


Sementara itu Edi, Pengepul karet di Kampung Kotabaru mengakui, anjloknya harga karet terjadi beberapa bulan terakhir. 


“Kita belum tahu kenapa harga karet turun, tapi pengaruh kualitas juga sangat penting,” katanya.


Mengenai anjloknya harga, Edi juga tidak bisa berbuat banyak. Karena yang mematok harga itu pengumpul besar dan perusahaan pengepresan (remiling). Namun ya itu tadi, jika kualitas karet lebih baik tentu harga jual akan lebih meningkat.


“Kita harus perbaiki kualitas hasil produksi dulu, nah ini perlu dukungan semua pihak termasuk pemerintah daerah,” tutupnya.(Mulyadi)

×
Berita Terbaru Update